Gara-Gara Santap Makanan Di Meja, Cowok Ini Meninggal
![]() |
Gara-Gara Santap Makanan Di Meja, Cowok Ini Meninggal |
Berita Bola - Manusia tampaknya harus semakin meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kebersihan.
Tanpa adanya lingkungan yang bersih, sulit rasanya untuk terhindar dari berbagai penyakit.
Apalagi bila penyakit itu termasuk mematikan bagi kita.
Dalam beberapa kasus, kita seringkali meninggalkan bekas makanan di atas meja makan tanpa membereskannya sedikit pun.
Padahal, tanpa disadari sisa makanan itu mengandung banyak kuman, bakteri, dan bahkan hewan hidup yang bisa menyentuhnya.
Memang, beberapa kuman tidak bisa membuat manusia tewas dalam sekejap.
Tapi bakteri dari hewan bisa mematikan bagi manusia!
Gara-Gara Santap Makanan Di Meja, Cowok Ini Meninggal
Seorang netizen yang berikut ini juga percaya bahwa meninggalkan makanan di atas meja dalam jangka waktu yang lama bisa berbahaya.
Ia membagikan pengalaman buruknya melalui Facebook.
Menurut pengguna Facebook bernama Honney Pablo, sepupunya meninggal karena leptospirosis setelah memakan makanan yang tersisa di tempat terbuka untuk beberapa lama.
Pablo dan segenap keluarganya percaya bahwa seekor tikus telah meninggalkan bakteri pada makanan karena mengunyah beberapa sisa makanan itu.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.
Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis, yaitu anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi, serta babi.
![]() |
Gara-Gara Santap Makanan Di Meja, Cowok Ini Meninggal |
“Sya po nagkaruon nang lagnat yung tym na buhay pa sya after 5 days po Jan 26 2018 sya po binawian napo sya nang buhay,” ujar Pablo.
Pablo mengatakan bahwa sepupunya demam sangat tinggi dan meninggal lima hari kemudian pada tanggal 26 Januari 2018.
Setelah diperiksa, sepupu Pablo yang bernama Jonel Bandalan Ausa itu memang meninggal akibat Leptospirosis.
Unggahan Pablo ini langsung viral sejak diunggah pada 30 Januari 2018.
Ada 9,1 ribu reaksi dan 11ribu komentar, serta unggahan ini sudah 27 ribu kali dibagikan oleh pengguna Facebook.
Penyakit yang diderita remaja berusia 20 tahun ini adalah sebuah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira.
Leptospirosis memiliki gejala yang umumnya menyerupai flu, yaitu demam, nyeri otot, dan pusing.
Di sisi lain, Leptospirosis juga tidak memiliki gejala-gejala yang signifikan sehingga sulit untuk terdiagnosis.
Gejala leptospirosis umumnya berkembang dalam waktu 1-2 minggu atau hingga satu bulan setelah penderitanya terpapar bakteri ini dan cenderung membaik minimal dalam lima hari hingga maksimal satu minggu setelah gejala muncul.
Leptospirosis juga dapat menyerang manusia melalui kontak langsung dengan air (air banjir, kolam, sungai, danau, atau air selokan) atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
Parahnya lagi, Leptospirosis rentan menyerang orang-orang yang biasa berurusan dengan hewan.
Jarang sekali penyakit ini ditularkan oleh manusia.
Leptospirosis umumnya banyak ditemui di area tropis dan subtropis, di mana udaranya panas dan lembap yang membuat bakteri ini dapat bertahan hidup lebih lama, seperti Tiongkok, India, dan Asia Tenggara.
Para pekerja yang sering berurusan dengan hewan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi leptospirosis, misalnya seorang peternak, nelayan, pekerja di saluran pembuangan limbah, dan dokter hewan.
Bakteri leptospira dapat masuk melalui mata, hidung, mulut, atau luka terbuka pada kulit, terutama jika orang sering menghabiskan waktu berada di area, baik air maupun tanah, yang terkontaminasi bakteri ini.
Waspadai juga infeksi bakteri leptospira ketika kalian melakukan kegiatan di luar ruangan seperti berkemah dan memancing atau berkunjung ke daerah yang sedang menghadapi epidemi leptospirosis.
Bakteri ini juga dapat menyebar melalui gigitan hewan atau cairan tubuh lain (kecuali ludah) dan ketika meminum air yang terkontaminasi, misalnya sehabis banjir atau ketika melakukan olahraga yang berhubungan dengan air.
Hewan piaraan jarang menjadi penyebab menyebarnya leptospirosis walau terdapat juga kasus leptospirosis yang disebarkan oleh tikus piaraan.
Gejala lain yang mungkin muncul, yaitu:
Mual
Muntah
Meriang
Sakit kepala
Nyeri otot
Sakit perut
Diare
Kulit atau area putih pada mata yang menguning
Demam tinggi
Ruam
Iritasi atau kemerahan di area mata
Batuk
Kehilangan nafsu makan
Infeksi leptospirosis dapat diobati dengan suntikan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini.
Obat-obatan antibiotik yang umumnya digunakan adalah penisilin dan tetracycline.
Antibiotik biasanya diberikan selama satu minggu dan proses pengobatan ini harus diikuti hingga akhir demi memastikan semua bakteri hilang sehingga mencegah kemungkinan terulangnya infeksi dari bakteri yang sama.
Lakukan beberapa langkah pencegahan berikut ini:
*Gunakan pakaian yang melindungi tubuh serta bersihkan dan tutup luka dengan sebaik mungkin agar tidak terkena kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
*Gunakan juga pakaian yang layak saat akan berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan yang berisiko menimbulkan cedera atau luka ketika berada di area yang rawan terdapat bakteri leptospira.
*Mandi setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair, terutama di area yang berisiko.
*Jangan menyentuh bangkai hewan secara langsung.
*Gunakan sarung tangan ketika berniat membersihkan urine atau kotoran hewan yang diduga terinfeksi bakteri leptospira.
*Biasakan mencuci tangan setelah terlibat kontak dengan hewan yang terinfeksi leptospirosis.
*Bersihkan permukaan yang terkena urine atau kotoran hewan yang terinfeksi leptospirosis dengan larutan pembersih antibakteri atau campuran air dan pemutih dengan perbandingan volume air dan pembersih sebanyak 10:1.
*Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup dan tersegel dengan baik atau air sudah direbus sebelumnya.
*Vaksinasi hewan piaraan atau ternak Anda agar terhindar dari leptospirosis.
Leave a Comment