Ustad Sugi Nur Sebut Haram Pilih Jokowi
![]() |
Ustad Sugi Nur Sebut Haram Pilih Jokowi |
Berita Bola - Ceramah politisasi di dalam rumah ibadah kembali terjadi, khotbah seperti itu terjadi di satu masjid di Semanggi, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Sugi Nur, sang penceramah, mengajukan sejumlah klaim yang menurutnya menjadi alasan haram para pendengarnya memilih Joko Widodo alias Jokowi sebagai presiden.
Khotbah itu direkam video serta disebar oleh account Munjiat Channel di YouTube, hingga viral. Video yang diupload pada Selasa (1/5/2018) itu, berjudul ”Kenapa Haram Hukumnya Pilih Jokowi? Kalau Anda Ingin Milih Jokowi Ya Silakan Saja. ”
Dalam khotbah yang terekam video itu, Sugi Nur memaparkan pernyataan kontroversial. Kala itu, ia memohon jemaahnya yang pilih Jokowi saat pemilu supaya keluar dari masjid.
”Jadi apa ini kurang lebih, ubah presiden? Ini didalam masjid ini ubah presiden apa? Siapa yang milih Jokowi didalam masjid ini angkat tangan? Siapa yang tentukan Jokowi keluar dari masjid ini, ” katanya.
Warganet membanjiri kolom komentar video itu dengan penilaian negatif. Menurut mereka, pemuka agama semestinya memberi ceramah yang ”menenangkan”.
”Seharus ulama itu membawa kedamaian bukanlah membawa kebencian, ” catat Anni Mentaya, Rabu (2/5/2018).
Sesaat account Subiyanto 2016 menuturkan, ”Kalau ada ceramah yg tidak baik, semestinya tak usah dibarengi atau dipatuhi. ”
Sedang account Lukman Hakim menilainya, ceramah itu malah di isi fitnah. ”Ustad kok kerjanya fitnah, tolong janganlah memprovokasi. Berilah ceramah yang adem. ”
Sampai berita ini diupload, Kamis (3/5), video itu sudah disaksikan 25. 515 warganet, serta dikomentari sekurang-kurangnya 742 orang.
Terlebih dulu, Menteri Agama Lukman Hakim sesungguhnya telah melarang terdapatnya kerjaan politik praktis di beberapa tempat beribadah. Menurut dia, kesucian tempat beribadah mesti dijaga dari semua bentuk kesibukan yang bisa menyebabkan perseteruan.
“Tempat beribadah apapun agamanya, mesti dijaga kesuciannya. Tempat tinggal beribadah tak bisa jadikan tempat jadi arena yang menyebabkan perseteruan sengketa diantara kita. cuma dikarenakan ketidaksamaan politik praktis serta pragmatis,” kata Lukman, selesai kerjaan Temu Kebangsaan, di Kota Bogor, Jumat (27/4/2018).
Lukman menerangkan, didalam politik ada dua perspektif yang butuh dipahami oleh banyak penceramah atau pengelola tempat tinggal beribadah.
Pertama, ada politik subtantif yang dalam dasarnya berhubungan dengan ajaran agama. Kedua, politik praktis yang mengajak pilih buat satu diantara calon atau partai spesifik.
“Umpamanya, menegakkan keadilan, penuhi hak-hak basic manusia serta yang lain dalam konteks ini bahkan juga disarankan untuk penceramah. Yang dilarang yaitu, politik yang diungkapkan dirumah beribadah politik praktis pragmatis. Misalnya, tetapkan pasangan calon A janganlah padangan calon B, tetapkan partai A, B, tetapkan capres ini janganlah capres itu,” ujarnya.
Karenanya, Lukman mengharapkan supaya banyak elite politik ataupun banyak penceramah agama tak membawa politik praktis kedalam tempat-tenpat beribadah supaya tak menyebabkan perseteruan antar umat beragama.
“Karena bila tempat tinggal beribadah jadikan tempat arena pertikaian, perseteruan, jadi bukan sekedar perseteruan antaragama tapi juga perseteruan antarsendi-sendi kita dalam berbangsa serta bernegara ini roboh. Karena bangsa ini didirikan dengan nilai-nilai agama,” ujarnya.
Leave a Comment